Cerita dari Secangkir Kopi
Pergeseran pola kehidupan menjadikan kedai kopi seakan menjadi rumah ketiga bagi banyak orang. Para ibu yang butuh waktu sendiri, mahasiswa yang berkumpul dengan temannya, para pekerja yang butuh ruang bekerja, daftarnya terus berlanjut.
Cangkir kopi pun bak saksi bisu dari setiap percakapan atau kejadian di kedai kopi. Sang cangkir menjadi kanvas yang telah mengabadikan sejuta cerita dan momen.
Chief Marketing Starbucks Indonesia, Liryawati, mengatakan setiap orang yang masuk ke Starbucks membawa ceritanya sendiri. Ikatan tersebut membawa Starbucks melakukan kampanye menggandeng empat ilustrator menciptakan stiker yang bisa diperoleh di aplikasi Starbucks.
"Caranya mudah. Beli minuman, pindai QR code di gelas lalu keluar stiker-stiker yang bisa dipakai di media sosial dan lainnya," kata Liryawati, beberapa waktu lalu di Starbucks Reserve Senayan City.
Salah satu ilustrator yang digandeng Starbucks, Muklay, mengatakan Starbucks bukan sekadar tempat minum kopi baginya. Dia sering kali justru datang ke Starbucks untuk menuntaskan pekerjaannya sebagai ilustrator.
"Studio saya 70 persen tidak terpakai. Saya lebih banyak kerja di luar," kata Muklay.
Ilustrator lain, Dinda Puspitasari, mengatakan pekerjaan ilustrator membuatnya harus banyak bertemu orang. "Untuk bertemu klien, rapat, mencari ide, semua banyak dilakukan di kedai kopi," katanya.
Kampanye Starbucks Cup of Stories tidak hanya mengumpulkan stiker semata. Konsumen bisa mendapatkan pula diskon, potongan harga Rp 5 ribu sampai Rp 20 ribu per transaksi, termasuk bisa mendapatkan diskon beli satu, gratis satu.
Selain Muklay dan Dinda, dua ilustrator lain yang digandeng adalah Sarkodit dan Citra Marina. Kampanye berlaku hingga 9 September 2019. [rol]
0 Response to "Cerita dari Secangkir Kopi"
Posting Komentar