Berjemur Baik untuk Tulang, tidak Baik untuk Kulit
Berjemur memang bermanfaat untuk mendapatkan vitamin D dari sinar matahari. Namun, faktanya berjemur tidak baik untuk kulit, walaupun baik untuk kesehatan tulang.
Dokter spesialis kulit dan kelamin RS Pondok Indah - Puri Indah, dr Susie Rendra, SpKK mengatakan, saat ini berjemur untuk mendapatkan vitamin D3 sedang tren. Kebanyakan mereka disarankan oleh dokter tulang berjemur karena kekurangan vitamin D.
Tak heran jika banyak ornag sengaja berjemur bahkan berenang tengah hari untuk mendapatkan vitamin D. Dampaknya, mereka mengalami masalah pada kulitnya.
"Selalu ada pasien datang gatal di tempat terbuka karena suka berjemur," ujarnya.
Jadi, menurut Susi, sinar matahari punya dua mata pisau. Pada saat berjemur, Anda berkeringat. Kulit kering sering kali tidak kuat dengan keringat karena memicu gatal.
Susie mengakui memang benar di kulit ada pro vitamin D3 yang begitu terkena sinar matahari akan berubah menjadi vitamin D. Namun, menurut Susie, salah kalau berpikir sumber pro vitamin D3 hanya dari kulit.
"Padahal, dari ikan pun bisa atau suplemen dari tablet," ungkapnya.
Selain gatal, terpapar sinar matahari langsung di siang hari juga bisa membuat proses penuaan berjalan lebih cepat.
"Mereka yang banyak jemur penuaan lebih cepat, demikian juga yang suka snorkeling, main tenis, juga golf," ujarnya.
Lalu berapa lama waktu berjemur yang sesuai khususnya untuk lansia? Menurut Susie, sebaiknya lansia berjemur saat pagi hari, karena intensitas sinar matahari tidak terlalu tinggi dan sinar infra merah masih sedikit. Hal ini membuat kulit tidak langsung terbakar.
"Prinsipnya, jangan sampai ada sunburn atau kulit merah," ujarnya.
Untuk durasi, menurut Susie, berjemur di pagi hari cukup 10 menit saja, sementara bila siang hari hanya cukup lima menit. Berjemur secukupnya saja untuk membantu penyerapan kalsium melalui vitamin D yang didapatkan dari paparan sinar mentari. [rol]
0 Response to "Berjemur Baik untuk Tulang, tidak Baik untuk Kulit"
Posting Komentar