Habibie: Bacaan Pertama Saya adalah Alquran
BJ Habibie dibesarkan dalam keluarga yang taat terhadap agama. Presiden ketiga RI dan ilmuwan tersebut menjadi merupakan sosok religius dengan latar belakang agama Islam yang kuat karena bimbingan orang tuanya.
"Saya lahir di desa, dari agama yang kuat. Saya belajar sejak umur tiga tahun dan yang saya baca pertama kali adalah Alquran," ujar Habibie saat menyampaikan sambutan pada peresmian gedung Sekolah Dasar (SD) El Fitra Islamic Scientific School di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu, 12 Juni 2019.
Kala itu, di hadapan pimpinan dan para pendidik SD El Fitra serta para orang tua siswa, Habibie memberikan wejangan agar pendidikan agama dan sains berjalan beriringan. Ia juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam mendidik anaknya.
Saat menyampaikan wejangan itulah, Habibie sempat berkisah tentang pendidikan agama yang ia terima dari orang tuanya. "Saya sekolah di sekolah Belanda, kalau saat ini seperti sekolah internasional. Anak-anaknya 95 persen orang luar negeri, mahal itu bayarnya. Sedikit pribumi dan itu yang bayar orang tua sendiri," kata Habibie.
"Ayah saya meninggal karena serangan jantung, sedang shalat ketika saya umur 14 tahun, saya lihat dengan mata kepala saya sendiri," lanjut dia. Saat itu pula, Habibie muda berjanji akan membantu ibundanya membiayai sekolah adiknya.
Saat SMA, Habibie bersekolah di Dago Christian Highschool, yang kini dikenal sebagai SMAK Dago. Bersekolah di sekolah Kristen tak lantas meluruhkan keimanan Habibie.
Kala itu, salah seorang guru menanyakan apakah Habibie akan mengikuti pelajaran kitab Injil. "Saya ditanya guru, 'Tanyakan kepada Ibumu apakah kamu mau ikut dengan pelajaran ini? Kalau tidak, silakan kamu di perpustakaan'," kata Habibie menirukan ucapan sang guru.
Karena itu, ia pun menanyakan hal itu pada ibundanya. Ternyata, sang ibunda menyuruhnya untuk mengikuti pelajaran itu.
Ibunya yakin, iman Islam Habibie tak akan goyah meski mempelajari agama lain. "Kata ibu saya, 'Kamu dari kecil sudah baca Alquran, kamu sudah tahu dasar Islam dan itu bagian dari kehidupan','' ujar Habibie.
Mengikuti saran ibunda, Habibie muda pun mengikuti pelajaran kitab Injil tersebut. "Lucunya, nilai saya di pelajaran itu terbaik," katanya disambut tepuk tangan para hadirin.
Dari pengalaman itu, Habibie makin yakin, nasib seseorang tak ditentukan dari sekolah saja, tapi juga guru pertamanya, yakni orang tua. "Dampaknya, saya lebih yakin dengan agama yang saya anut dari keturunan orang tua saya," ujar Habibie.
Ia pun berpesan, orang tua adalah guru pertama anak-anak. Sebagus apa pun sekolah, sepintar apa pun seseorang, tanpa orang tua, maka anak bukanlah apa-apa. Ia juga menekankan, sumber daya manusia yang berkualitas tidak bisa dilepaskan dari andil orang tua. Apalagi, anak merupakan generasi muda penerus bangsa.
"Jadi, harus ada survei tentang keluarga sakinah, bagaimana keluarga bisa di kembangkan dan diunggulkan, agar menjadi contoh manusia yang perilakunya positif dan memiliki nilai budaya dan agama," kata Habibie.
Direktur Unit Pendidikan El Fitra, Iwan Nurfahrudin, menjelaskan, pihaknya sengaja mendaulat Habibie untuk meresmikan gedung SD El Fitra Islamic Scientific School, Bandung. "Dengan hadirnya Pak Habibie, semoga bisa jadi doa dan spirit bagi kami untuk lebih baik dan lebih maju lagi ke depannya," ucap Iwan.
SD El Fitra merupakan sekolah formal dengan kurikulum khas dalam bidang sains dan teknologi, serta didampingi nilai-nilai Alquran agar peserta didik dapat menjadi cendekiawan Muslim yang berakhlakul karimah. [rol]
0 Response to "Habibie: Bacaan Pertama Saya adalah Alquran"
Posting Komentar