Tari Topeng Gethak Khas Pamekasan, Potret Karakter Madura


Pamekasan adalah sebuah kecamatan sekaligus Ibu Kota Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang berada di Pulau Madura.

Dalam rangka memeriahkan hari jadi ke-489 kota Pamekasan dan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah tersebut, pemerintah daerah setempat bersama stakeholder dan elemen masyarakat menggelar Malam Kemilau Madura 2019 semalam suntuk dari Sabtu hingga Minggu, 26-27 Oktober 2019.

Para seniman memainkan sebuah tari kolosal yang menggambarkan perjuangan kemerdekaan yang diikuti 489 penari. Mereka memainkan tari 'Topeng Gethak' dalam pagelaran yang berlangsung di Taman Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Pamekasan, Jawa Timur, Minggu (27/10/2019).

Tari Topeng Gethak

Tari Topeng Gethak atau dulu disebut Tari Klonoan, merupakan salah satu tarian tradisional yang menjadi bagian pembukaan seni pertunjukan Ludruk Sandur di Pulau Madura. Seni pertunjukan Ludruk Sandur atau kesenian Sandur merupakan jenis kesenian rakyat yang paling banyak digemari di Kabupaten Pamekasan. Tak heran, kesenian Sandur selalu hadir dalam setiap acara seperti pesta perkawinan, khitanan dan lain-lain.

Dalam iringan musik tradisional, para penari berlenggak-lenggok mengikuti suara tabuh kendang.
Tarian ini memang khas dilakukan secara kolosal karena mengandung filosofi perjuangan warga Pamekasan saat mengumpulkan massa untuk bergerak merebut kemerdekaan dari penjajah.
Uniknya, tari 'Topeng Gethak' sebenarnya diawali oleh satu hingga tiga penari, kemudian perlahan bertambah banyak.

Ada dua versi hingga tarian ini disebut 'Topeng Gethak'. Untuk topeng itu tetap sebagai benda yang digunakan menutup wajah penari, sedangkan kata 'gethak' konon muncul karena tarian ini identik dengan suara khas kendang yang berbunyi 'get' dan 'tak'. Sementara versi kedua untuk kata 'gethak' dikatakan berasal dari gerak kaki para penari yang menghentak-hentak lantai.

Tari 'Topeng Gethak' muncul pertama kali pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, dan menjadi suguhan seni dan budaya khas bagi para tamu Belanda yang berkunjung ke Pamekasan kala itu.

Dalam konteks ketokohan, seperti dilansir VOI-RRI, seni tari tradisional ini menggambarkan sosok seorang tokoh bernama Prabu Baladewa dalam pertunjukan Topeng Dhalang Madura. Tokoh tersebut sangat dibanggakan oleh masyarakat Madura. Baladewa merupakan tokoh dengan karakter yang kuat, kaku, namun berpikiran terbuka dan lurus dalam mengungkap setiap masalah. Karakter tersebut dianggap menggambarkan karakter orang Madura pada umumnya.

pemerintah Daerah Kabupaten Pamekasan telah menetapkan Tari Topeng Getak sebagai Tari Khas Unggulan Kabupaten Pamekasan. Sejak tahun 2010, tari topeng gethak mulai diajarkan kepada siswa sebagai kegiatan kurikuler. Hal ini dinilai cukup efektif untuk menjaga kelestarian tari tradisional tersebut. (rri)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tari Topeng Gethak Khas Pamekasan, Potret Karakter Madura"

Posting Komentar