'Petani, Sawah di Kepalamu'
Tribun yang terbuat dari batu dan semen itu penuh diisi oleh penonton yang hadir. Karpet merah pun digelar untuk menambah kapasitas penonton. Lampu sorot menembak ke tengah tribun, bukan panggung, tapi mata penonton tertuju pada rangkaian bambu dan bebegig sawah yang berdiri.
Di Celah-Celah Langit, Ledeng, Cidadap, Kota Bandung pada Jumat (4/5), Komunitas CCL kembali menyelenggarakan teater. Dengan judul "Petani, Sawah di Kepalamu," sutradara sekaligus pendiri CCL, Iman Soleh mengemas teater yang dipentaskan pada 4-5 Mei ini dengan apik.
Iman membimbing dua aktornya, Ifan Sadekala dan Cikal Ramadhan untuk membuat teater ini. Teater ini merupakan karya pertama bagi Ifan dan Cikal setelah bergabung dengan CCL.
"Sempat deg-degan dan grogi, akhirnya di motivasi dengan warna penyutradaraan lebih asik, lebih leluasa, dan bebas, karena penyutradaraan bapak bukan mencetak aktor, tapi membiarkan aktor berkembang sendiri," ujar Ifan usai teater selesai.
Proses pembuatan teater memang tidak sebentar. Keduannya, mempersiapakan sejak November tahun lalu. Bersama Iman, mereka melakukan riset, dari kondisi dan mitologi pertanian di Indonesia hingga tidak ada lagi anak-anak yang ingin jadi petani.
"Sekarang kita sebagai aktor, penulis , penata artistik, bisa dibilang bukan double job lagi, tapi triple job. Ini memberikan kami kesempatan untuk belajar lebih luas lagi," kenang Cikal.
Mereka berharap, dengan menyuarakan kondisi pertanian Indonesia, tidak hanya menggerakan hati pemerintah namun juga masyarakat Indonesianya sendiri. Bahkan, Ifan berencana menjadi petani di hari tuanya nanti. Kakeknya menitipkan pesan untuk menjaga tanahnya dan terus bertani.
"Saya tersadar bahwa sawah saya terjaga tanahnya, airnya terjaga walaupun saya sudah datang ke kota semuanya masih terjaga, insya Allah kalau saya diberi umur panjang saya akan melanjutkan pertanian di kampung saya di Pandeglang," ungkap Ifan.
Teater Petani yang digelar pada Jumat (4/5) malam, diawali dengan pembacaan puisi dan lagu yang liriknya dibuat oleh Iman. Lagu berjudul Petani tersebut sudah tercipta jauh sebelum teater ini dibuat. "Kami kirmkan ke beberapa jaringan kami para seniman dan para petani, mudah-mudahan ke depan jadi lagu para petani," kata Iman.
Pentas teater tidak hanya akan berhenti di CCL. Iman menuturkan, akan mengunjungi beberapa kota dan negara untuk menyuarakan keresahan mereka pada petani. Kemungkinan alih bahasa atau perombakan naskah pun dibuat untuk menyesuaikan dengan kota yang dituju. "Terdekat pasti akan ditampilkan pada saat hari lingkungan hidup nanti, udah lebaran kira-kira," jelas Iman.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari yang turut menonton teater, mengapresiasi komunitas CCL ini. Menurutnya, potensi kesenian dan kebudayaan berada di tingkat kelurahan dan kecamatan. Mereka bahkan meminta perhatian serius dari Pemerintah Kota Bandung.
Untuk itu, Disbudpar kota Bandung kerap mengunjungi berbagai aktivitas kebudayaan dan kesenian termasuk komunitas CCL. "Ini akan menjadi gerakan masif untuk kebudayaan dan kesenian Kota Bandung. Agar masyarakat sadar dengan potensi kebudayaan, kesenian dan ekonomi kreatif di wilayah masing masing," kata Kenny. (republika.co.id)
0 Response to "'Petani, Sawah di Kepalamu'"
Posting Komentar