Mutiara Kebanggan Nabi Muhammad SAW
Kedatangan Islam di bumi Arab 14 abad silam tidak saja telah mengakhiri masa jahiliah, tapi juga mendorong tumbuhnya emansipasi perempuan. Pada masa Islam, perempuan mendapat hak yang sama dalam hal pemikiran serta peranan. Bahkan, dengan gagah, tak sedikit dari mereka terjun ke medan perang.
Kiprah mereka menjadi sumbangan penting bagi kemenangan Islam, yang pada akhirnya mendorong masyarakat berduyun-duyun masuk Islam. Kontribusi itu pun datang dari perempuan-perempuan terdekat Rasulullah Muhammad SAW.
Khadijah binti Khuwailid, misalnya. Dia adalah istri Rasulullah yang pertama sekaligus orang pertama yang masuk Islam. Ia merupakan seorang janda dan saudagar yang kaya saat Rasulullah menikahinya.
Selama mendampingi sang Rasul, Khadijah mengorbankan seluruh harta bendanya untuk berjihad dan membiayai perjuangan suaminya dalam menyiarkan Islam.
Rasulullah begitu mencintai Khadijah sehingga beliau begitu kehilangan saat sang istrinya itu wafat, yakni tiga tahun sebelum peristiwa hijrah ke Madinah. Perempuan yang dinikahi Rasulullah setelah Khadijah wafat, yakni Aisyah binti Abi Bakr, dikisahkan kerap menaruh perasaan cemburu karena Rasulullah gemar membicarakan Khadijah dengan berbagai pujian.
Saat Aisyah memberanikan diri untuk menanyakan perihal itu, Rasulullah menjawab, “Aku belum menemukan seorang istri yang lebih baik darinya (Khadijah). Ia beriman padaku ketika semua orang, bahkan anggota keluarga dan sukuku sendiri tidak percaya, dan menerima bahwa aku benar-benar seorang nabi dan rasul Allah.
Ia masuk Islam, merelakan semua kekayaan dan hal-hal duniawinya untuk membantuku menyebarkan kepercayaan ini, termasuk saat seluruh dunia berbalik melawan dan menganiayaku. Selain itu, melaluinya Allah memberkatiku dengan anak-anak.”
Selain Khadijah, ada pula Aisyah binti Abu Bakar. Dialah perempuan yang dinikahi Rasulullah saat berusia sembilan tahun. Ia dikenal sebagai sosok perempuan cerdas yang banyak menyumbangkan pemikiran bagi kemajuan ilmu pengetahuan Islam.
Ia melalui hari-harinya dengan siraman ilmu dari Rasulullah, sehingga Aisyah tumbuh menjadi tokoh Muslimah yang memiliki wawasan keilmuan sangat luas. Ia, misalnya, dikenal sebagai tokoh wanita yang mumpuni dalam persoalan faraid (ilmu waris) serta hukum halal dan haram. Ia juga merupakan salah satu perawi hadis yang utama nan tepercaya.
Urwah bin Zubair (putra Asma, saudara perempuan Aisyah) berkata, “Saya tidak menemukan orang yang lebih pandai dalam masalah peradilan dan pembicaraan tentang jahiliah, serta tidak ada pula yang lebih sering meriwayatkan syair, lebih pandai dalam masalah faraid dan pengobatan (kedokteran) selain Aisyah.”
Karena kecerdasan Aisyah itu, Rasulullah menjadikannya juru berita dalam banyak hal mengenai persoalan agama. Hal itu karena keterangan yang diberikannya selalu dapat diterima dan memuaskan banyak orang.
Fatimah az-Zahra. Kebanggaan Nabi Muhammad SAW juga tercurah untuk Fatimah az-Zahra, putri bungsu beliau dari istri pertamanya, Khadijah. Fatimah dikenal sebagai perempuan mulia yang sabar, taat kepada Allah, dan memiliki sifat qana’ah. Dari rahimnya kelak, lahir dua orang putra mulia, bernama Hasan dan Husein.
Menjadi putri Rasulullah tak menghalanginya untuk ikut berjuang di jalan Allah. Ia termasuk seorang mujahidah yang turun ke medan perang, termasuk Perang Uhud. Ia membantu kaum Muslimin dengan menyediakan air minum dan mempersiapkan urusan logistik, serta memberikan pengobatan bagi mereka yang terluka.
Sebuah hadis riwayat Tirmidzi menceritakan saat menemukan Rasulullah SAW terluka dalam sebuah peperangan, Fatimah memeluknya dan membersihkan luka-lukanya. Ketika ia melihat semakin banyak darah yang keluar dari luka sang ayah, ia membakar potongan tikar dan membubuhkannya pada luka Rasulullah hingga melekat dan menghentikan darah itu.
Fatimah az-Zahra wafat sekitar 15 bulan setelah wafatnya Rasulullah, dan telah meriwayatkan 18 hadis dari ayahnya. Di dalam Shahihain diriwayatkan satu hadis darinya yang disepakati Bukhari dan Muslim dalam riwayat Aisyah. Selain itu, hadis dari Fatimah juga diriwayatkan Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Abu Dawud.
Ibnul Jauzi berkata, “Kami tidak mengetahui seorang pun di antara putri-putri Rasulullah SAW yang lebih banyak meriwayatkan darinya selain Fatimah.”
Sumber : Pusat Data Republika
0 Response to "Mutiara Kebanggan Nabi Muhammad SAW"
Posting Komentar