Siapa Saja yang Berisiko Kanker Darah?


Kanker darah atau leukimia belakangan menjadi topik yang ramai diperbincangkan, terlebih sejak Kristiani Herrawati yang akrab disapa dengan Ani Yudhoyono (66 tahun) didiagnosis mengalami penyakit ini tiga bulan silam. Istri dari Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, itu kini tengah berada di ruang perawatan intensif (ICU) National University Hospital Singapura.

Dalam beberapa kasus, kanker darah menunjukkan beberapa gejala seperti demam dalam waktu yang lama, keringat dingin di malam hari, kehilangan nafsu makan, hingga berat badan turun drastis. Selain itu, seseorang yang mengidap leukimia dapat mengalami pembengkakan kelenjar getah bening.

Menurut dr Nadia Maretti dari RSUD Tarakan Jakarta, hingga saat ini penyebab kanker, termasuk kanker darah belum dapat diketahui pasti. Namun, secara umum. penyakit ini terjadi karena faktor gaya hidup yang tidak sehat serta keturunan.

“Kanker tidak diketahui penyebabnya, biasanya karena gaya hidup tidak sehat, tetapi itu tetap tidak bisa jadi patokan karena mereka yang memiliki pola hidup sehat pun bisa terkena,” ujar Nadia kepada Republika.co.id, Jumat (31/5).

Siapapun, menurut Nadia, memiliki resiko untuk terkena kanker darah. Namun, terdapat beberapa langkah yang dinilai dapat mencegah leukimia dan jenis penyakit lainnya menyerang manusia.

“Tentunya hidup sehat seperti olahraga, menghindari rokok, alkohol, dan positive thinking, dan hindari stres,” jelas Nadia.

Menurut Nadia, kanker darah merupakan salah satu kanker yang cenderung terdiagnosis saat telah memasuki stadium lanjut. Karena itu, harapan terhadap penderitanya untuk sembuh secara total cukup sulit tercapai.

"Sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, seperti pengecekan darah dalam enam bulan sekali," ujar Nadia.

Sementara itu, terdapat beberapa jenis kanker yang disebut dapat dicegah dan didiagnosis lebih dini. Kanker leher rahim atau serviks, contohnya, bisa dideteksi dini dengan rutin melakukan pemeriksaan pap smear. Sementara itu, kanker payudara lebih mudah terdeteksi dengan secara berkala memeriksa payudara secara mandiri (sadari) maupun dengan mamografi.

“Kanker serviks relatif dapat dicegah dengan rutin melakukan pemeriksaan pap smear, lalu kanker payudara biasanya bisa terdeteksi saat stadium awal,” kata Nadia. [rol]


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Siapa Saja yang Berisiko Kanker Darah?"

Posting Komentar