Pagi di Ranu Kumbolo yang Selalu Menarik Wisatawan


Tidak berlebihan jika menyebut Ranu Kumbolo sebagai salah satu lokasi terindah yang bisa dinikmati wisatawan. Terutama bagi mereka yang menyukai wisata alam dan petualangan.

Hamparan danau seluas 15 hektare di kaki Gunung Semeru di ketinggian 2.400 mdpl dijamin membuat setiap wisatawan terpuaskan. Memori indah bakal selalu terkenang dari danau yang dikelilingi perbukitan indah ini.

Sore itu, setelah berjalan menyusuri jalur pendakian selama enam jam, Republika bersama sejumlah rekan tiba di pos 4 jalur pendakian Semeru. Pos 4 adalah pos terakhir menjelang Ranu Kumbolo.

Meski masih harus berjalan selama kurang lebih 20 menit, namun hamparan Ranu Kumbolo yang tersaji dari ketinggian sudah menggugah.

Warna-warni tenda pendaki di tepi danau yang terlihat dari kejauhan semakin membuat pesonanya kian menarik. Membuat rasa lelah menapaki jalur pendakian dari pintu masuk di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur benar-benar terbayar.

Momen matahari terbenam mengiringi saat kaki tiba di area yang kerap menjadi base camp pendaki sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak Mahameru.


Udara dingin, yang di saat musim kemarau bisa mencapai dibawah 0 derajat, langsung menusuk kulit. Jaket tebal seolah tak mampu menghalau rasa dingin yang menyeruak. Namun obrolan hangat dengan sesama pendaki memberi kehangatan.

Keindahan Ranu Kumbolo benar-benar tersaji di pagi hari. Menyambut momen matahari terbit menjadi hal yang paling istimewa. Meski harus melawan udara dingin yang semakin menjadi, namun godaan untuk menyaksikan terbitnya sang fajar mengalahkan segalanya.

Benar saja, meski baru pukul 04.30, seratusan pendaki yang ada saat itu sudah keluar dari tenda masing-masing. Semua berdiri menghadap Ranu Kumbolo dengan latar dua bukit di belakangnya.

Tanpa terasa, sang fajar mulai menunjukkan cahaya. Warna jingga berpadu oranye mulai mengintip tepat di tengah dua bukit. Bagaikan lukisan alam yang begitu memesona.

Bagi pemburu foto, ini adalah momen yang paling berharga. Seolah tak ada foto yang tidak indah ketika mengambil momen matahari terbit disini. Dari angle manapun foto diambil, Ranu Kumbolo selalu indah.

Lansekap penuh Ranu Kumbolo atau dengan latar depan para pendaki dengan di bibir Ranu juga akan membuatnya terlihat sempurna.

Saat matahari semakin tinggi, bukan berarti Ranu Kumbolo kehilangan magisnya. Lansekap perbukitan di sekelilingnya sangat memanjakan mata.


Kilauan cahaya yang dipantulkan beningnya air Ranu Kumbolo menghasilkan refleksi yang indah. Bak cermin raksasa yang merefleksikan alam sekitar Ranu Kumbolo.

Jika ingin menikmati keindahan lainnya, wisatawan dapat beralih ke Oro-Oro Ombo. Yakni hamparan luas yang dipenuhi tumbuhan Verbena Brasiliensis. Sekilas banyak orang yang mengira adalah tanaman edelweis. Padahal bukan.

Verbena Brasiliensis memiliki bunga dengan warna kombinasi ungu, kuning dan hijau. Sehingga akan sangat indah untuk dinikmati.

Lokasinya tidak jauh dari Ranu Kumbolo. Pendaki hanya tinggal mendaki tanjakan cinta yang letaknya berada di belakang area para pendaki mendirikan tenda. Meski jaraknya tidak terlalu jauh, namun dengan sudut kemiringan 45 derajat membuat wisatawan butuh tenaga ekstra.

Tapi tenang saja, sama dengan menempuh jalur pendakian ke Ranu Kumbolo, bisa menikmati keindahan Oro-Oro Ombo akan menjadi salah satu kenikmatan menikmati alam yang tak akan pernah terganti.

Ranu Kumbolo memang tidak akan pernah kehilangan daya tariknya. Keindahannya akan selalu membuat wisatawan tertarik untuk datang kembali.

Air Ranu Kumbolo juga sangat bersih sekaligus menyegarkan. Republika yang berkesempatan ke Ranu Kumbolo beberapa hari setelah dibukanya kembali jalur pendakian Gunung Semeru sangat mendapati betapa jernih dan asrinya Ranu Kumbolo.

Untuk itu, sudah sepatutnya wisatawan untuk dapat selalu menjaga keindahan Ranu Kumbolo.

Sumber: Republika.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pagi di Ranu Kumbolo yang Selalu Menarik Wisatawan"

Posting Komentar